Dailyxpressnews.com – Pada saat menyusui, kamu dan pasangan, pasti ada saja rencana untuk berhubungan intim. Tapi perlu diketahui bahwa perempuan sudah bisa kembali mendapatkan kehamilan setidaknya 3 minggu setelah persalinan. Maka dari itu kamu dan pasangan harus pilih KB yang terbaik dan tidak boleh sembarangan. Berbagai KB untuk ibu menyusui bisa kamu ketahui jenis-jenisnya.
Kalau kamu dari pasangan merencanakan kehamilan tanpa menunggu proses mengasihi selesai, sangat penting untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat. Pemilihan KB yang aman untuk ibu menyusui perlu diperhatikan supaya tidak mengganggu hormon produksi ASI. Kamu bisa menggunakan kontrasepsi hormonal dan non hormonal dengan aman selama masa menyusui dan ada berbagai metode pengendalian kelahiran yang bisa kamu pilih.
Tentu saja opsi terbaik yaitu dengan mengkonsultasikan pada dokter ahli sebelum memakainya. Sama memeriksa pasca persalinan, kamu bisa mendiskusikan Kapan waktu yang tepat untuk mulai menggunakannya. Dokter mungkin merekomendasikan untuk tidak menggunakan metode yang mengandung hormon estrogen dan setidaknya selama 3 minggu setelah melahirkan, kalau bisa mulai salah satu dari metode tersebut.
Meskipun begitu, masih banyak pilihan KB yang aman untuk ibu yang masih menyusui dan pilihan tersebut kemungkinan memiliki pengaruh kecil dengan hormon serta efektif jika kehamilan yang tidak direncanakan.
Ragam Jenis KB untuk Ibu Menyusui yang Bisa Jadi Pilihan Terbaik
   1. IUD
Intrauterine Device (IUD) sebagai pilihan jenis KB untuk ibu menyusui yang terbaik, jenis kontrasepsi tanam yang satu ini memiliki tingkat efektivitas mencapai 99%. Alat ini dipasang di dalam tubuh hingga harus dilakukan oleh dokter yang ahli. KB IUD merupakan kontrasepsi jangka panjang dan artinya sekali pemasangan bisa bertahan hitungan tahun, mulai 3 sampai 10 tahun.
KB IUD terdiri dari dua jenis, hormonal dan hormonal ada yang mengandung progestin dengan bentuk sintetis dari hormon progesteron. Kandungan tersebut bisa bekerja untuk menghantarkan lendir serviks sehingga sperma kesulitan mencapai sel telur. Jenis hormonal bisa mempengaruhi menstruasi dan beberapa orang mungkin melewati periode haid selama menggunakan IUD.
Merk KB IUD yang tersedia di pasaran diantaranya Mirena, Skyla, Liletta, Kyleena. Di Indonesia juga tersedia dari brand seperti Andalan. Kalau KB IUD non hormonal mengenakan bentuk fisik, yaitu sejumlah lembaga kecil untuk mengganggu pergerakan sperma. Dengan begitu pembuahan tidak terjadi karena implantasi sel telur gagal dan setelah pemasangan KB bisa bertahan hingga 10 tahun.
Alat ini mungkin tidak direkomendasikan pada perempuan yang mengalami masalah menstruasi dan kram berat KB IUD bisa menambah periode dan volume darah. Kalau secara umum, dokter biasanya meminta menunggu hingga sembuh atau pendarahan basket persalinan selesai, 2 sampai 6 minggu. Kalau dipasang terlalu cepat, dikhawatirkan KB akan mudah lepas dan menyebabkan infeksi.
   2. Pil Mini
Selanjutnya yaitu ada pil KB mini yang tradisional mengandung campuran hormon estrogen dan progestin, pilihan yang satu ini menjadi alternatif KB paling aman untuk ibu menyusui. Alasannya dikarenakan beberapa perempuan Mengalami penurunan suplai ASI ketika mengkonsumsi pil KB kombinasi.
Di mana hal itu mengakibatkan durasi menjadi lebih pendek dan kondisi ini diperkirakan terjadi karena efek dari estrogen yang ada di dalam kontrasepsi minum. Di sisi lain film ini hanya mengandung progestin dan kontrol kelahiran ini terdiri dari 28 pil yang harus diminum setiap harinya, saat meminum kamu mungkin tidak akan mengalami menstruasi bulanan.
Sama seperti pil KB yang mengandung progestin lainnya, dokter bisa berikan resep pil mini antara 6 sampai 8 Minggu setelah melahirkan. Meskipun dianggap tidak banyak mempengaruhi, akan tetapi ada efek samping yang bisa muncul. Seperti sakit kepala, pendarahan tidak teratur sampai berkurangnya gairah seks.
   3. KB Alami
Terakhir KB terbaik untuk ibu menyusui yang aman yaitu KB alami karena memiliki metode yang dilakukan dengan memperhitungkan masa subur. Meskipun tidak mempengaruhi hormon, KB ini memerlukan kejelian pada detail sinyal tubuh.
Termasuk dengan memperhatikan juga akan siklus menstruasi dan memahami tanda-tanda masa subur. Tidak hanya itu saja, perlu juga mengamati bentuk lendir serviks yang keluar dari vagina. Dan cara penggunaan KB ini memiliki efektifitas yang cukup rendah dibandingkan opsi lain karena 76% aja efektivitasnya.
Tidak hanya itu, adanya kemungkinan perubahan siklus menstruasi pasca melahirkan dan membuat tanda-tanda fisik jadi sulit untuk diidentifikasi setelah menggunakan KB untuk ibu menyusui yang satu ini.